Kewirausahaan pertama
kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin
uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan
organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan
tujuan utama.
Secara sederhana arti
wirausahawan (entrepreneur)
adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri
dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti.
Pengertian
kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik
berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan
organisasi baru , menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru , ekplorasi berbagai peluang, menghadapi
ketidakpastian, dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor
produksi.
Beberapa definisi tentang
kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
Ø Richard
Cantillon (1775)
Kewirausahaan
didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat
ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga
tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
menghadapi resiko atau ketidakpastian
Ø Jean Baptista
Say (1816)
Seorang wirausahawan
adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai
dari produksinya.
Ø Frank Knight
(1921)
Wirausahawan mencoba
untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada
peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar.
Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial
mendasar seperti pengarahan dan pengawasan
Ø Joseph
Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah
seorang inovator yang mengimplementasikan perubahanperubahan di dalam pasar
melalui kombinasi-kombinasi baru.
Kombinasi baru
tersebut bisa dalam bentuk
(1) memperkenalkan
produk baru atau dengan kualitas baru,
(2) memperkenalkan
metoda produksi baru,
(3) membuka pasar yang
baru (new market),
(4) Memperoleh sumber
pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
(5) menjalankan
organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan
konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan
kombinasi sumber daya.
Ø Penrose
(1963)
Kegiatan kewirausahaan
mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam system ekonomi. Kapasitas atau
kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
Ø Harvey
Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup
kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Ø Israel
Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali
dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami
University of OhioKewirausahaan sebagai
proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.
Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha
baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Ø Peter F.
Drucker
Kewirausahaan
merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian
ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau
mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Ø Zimmerer
Kewirausahaan sebagai
suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan
menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
Salah satu kesimpulan
yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan
dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluangpeluang yang muncul
di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan
atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan
menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan
tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya,
tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada
sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.
Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam
kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak
digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi
kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan
fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan
bias bersifat sementara atau kondisional.
Kesimpulan lain dari
kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan
menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial,
psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan
kepuasan pribadi.
Istilah wirausaha
muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak awal sebagian
orang masih kurang sreg dengan kata swasta. Persepsi tentang wirausaha sama
dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah pada
penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis)
pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama
karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat
tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang
lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian
seharusnya lebih ditonjolkan.
Sedikit perbedaan
persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar
agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang
diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih
bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ)
dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan
hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya
jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang
lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan
finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua
aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih
cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha
kini mencakup baik aspek financial maupun personal, sosial, dan profesional.
Ø Ciri-ciri dan watak
kewirausahaan
1. Percaya diri
Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimisme
2. Berorientasi pada
tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif
3. Pengambilan resiko
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan
4. Kepemimpinan
Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran
dan kritik
5. Keorisinilan
Inovatif dan kreatif serta fleksibel
6. Berorientasi ke
masa depan Pandanga ke depan, perspektif Dalam konteks bisnis, seorang
entrepreneur membuka usaha baru (new ventures) yang menyebabkan munculnya produk baru arau ide tentang
penyelenggaraan jasa-jasa.
Ø Karakteristik
tipikal entrepreneur :
1. Lokus pengendalian
internal
2. Tingkat energi
tinggi
3. Kebutuhan tinggi
akan prestasi
4. Toleransi terhadap
ambiguitas
5. Kepercayaan diri
6. Berorientasi pada
action
Ø Karakteristik
Wirausahawan (Masykur W)
1. Keinginan untuk
berprestasi
2. Keinginan untuk
bertanggung jawab
3. Preferensi kepada
resiko menengah
4. Persepsi kepada
kemungkian berhasil
5. Rangsangan untuk
umpan balik
6. Aktivitas Energik
7. Orientasi ke masa
depan
8. Ketrampilan dalam
pengorganisasian
9. Sikap terhadap uang
Ø Wirausahawan yang
berhasil mempunyai standar prestasi (n Ach) tinggi. Potensi kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai
berikut : (Masykur, Winardi)
1. Kemampuan inovatif
2. Toleransi terhadap
kemenduaan (ambiguity)
3. Keinginan untuk
berprestasi
4. Kemampuan
perencanaan realistis
5. Kepemimpinan
berorientasi pada tujuan
6. Obyektivitas
7. Tanggung jawab
pribadi
8. Kemampuan
beradaptasi (Flexibility)
9. Kemampuan sebagai
pengorganisator dan administrator
10. Tingkat komitmen
tinggi (survival)
Ø Jenis Kewirausahaan:
1. Innovating Entrepreneurship
Bereksperimentasi
secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif
2 Imitative Entrepreneurship
Meniru inovasi yang berhasil
dari para Innovating Entrepreneur
3. Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat
berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan
peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal
tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang
bersangkutan.
4. Drone Entrepreneurship
Drone = malas.
Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan
perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersbut akan
mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain. Di banyak negara
berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain yang disebut sebagai Parasitic
Entrepreneurship, dalam konteks ilmu
ekonomi disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977)
Tahap-tahap
Kewirausahaan Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :
a) Tahap memulai,
tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin
apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan
apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
b) Tahap melaksanakan
usaha atau diringkas dengan tahap “jalan”, tahap ini seorang wirausahawan
mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek :
pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana
mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
c) Mempertahankan
usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai
melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai
dengan kondisi yang dihadapi
d) Mengembangkan
usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami
perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu
pilihan yang mungkin diambil.
Menurut Carol Noore, proses kewirausahaan diawali dengan
adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang
berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi,
organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus
of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang
kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal,
keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of
control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang
berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas,
dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan
melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan
keluarga.
Secara ringkas, model
proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut :
1. proses inovasi
2. proses pemicu
3. proses pelaksanaan
4. proses pertumbuhan
Berdasarkan analisis
pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspek-aspek yang
perlu diperhatikan
dalam melakukan wirausaha adalah :
a. mencari peluang
usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah dilakukan
b. pembiayaan :
pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana
c. SDM : tenaga kerja
yang dipergunakan
d. kepemilikan :
peran-peran dalam pelaksanaan usaha
e. organisasi :
pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki
f. kepemimpinan :
kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses manajerial (POAC)
g. Pemasaran : lokasi
dan tempat usaha
Ciri-ciri wirausaha
yang berhasil:
a. Memiliki visi dan
tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah
yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh
pengusaha tersebut
b. Inisiatif dan
selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya
menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang
sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
c. Berorientasi pada
prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik
daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta
kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha
yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya.
d. Berani mengambil
risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun
dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
e. Kerja keras. Jam
kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia
datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya.
Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya
untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah
yang tidak dapat diselesaikan.
f. Bertanggungjawab
terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan
datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi
juga moral kepada berbagai pihak.
g. Komitmen pada
berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati.
Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera
ditepati dana direalisasikan.
h. Mengembangkan dan
memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung
dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu
dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta
masyarakat luas.
Dari analisis
pengalaman di lapangan, ciri-ciri wirausaha yang pokok untuk dapat berhasil
dapat dirangkum dalam tiga sikap, yaitu :
a. jujur, dalam arti
berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari usaha yang dijalankan, dan
mau melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini
diperlukan karena dengan sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli
mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada pengusaha sehingga mau dengan rela
untuk menjadi pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan
b. mempunyai tujuan
jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang jelas mengenai perkembangan
akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan motivasi
yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada
saat yang bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.
c. selalu taat berdoa,
yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk meminta apa yang diinginkan
dan menerima apapun hasil yang diperoleh. Dalam bahasa lain, dapat dikemukakan
bahwa ”manusia yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang menentukan !” dengan
demikian berdoa merupakan salah satu terapi bagi pemeliharaan usaha untuk
mencapai cita-cita.
Kompetensi perlu
dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan,
kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan & Bradstreet business
Credit Service (1993 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu
:
1. knowing your
business, yaitu mengetahui
usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus
mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang
akan dilakukan.
2. knowing the
basic business management,
yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha,
mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan,
memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha.
Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan
semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
3. having the
proper attitude, yaitu memiliki sikap
yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti
pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak
setengah hati.
4. having
adequate capital, yaitu memiliki modal
yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan
keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup
waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
5. managing
finances effectively, yaitu memiliki
kemampuan / mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana
dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
6. managing time
efficiently, yaitu kemampuan
mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu
sesuai dengan kebutuhannya.
7. managing
people, yaitu kemampuan
merencanakan, mengatur, mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang
dalam menjalankan perusahaan.
8. statisfying
customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan
barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
9. knowing Hozu
to Compete, yaitu mengetahui
strategi / cara bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT
sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing.
10. copying with
regulation and paper work,
yaitu membuat aturan / pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat.
Delapan anak tangga
menuju puncak karir berwirausaha, terdiri atas:
1. mau kerja keras (capacity for hard work)
2. bekerjasama dengan
orang lain (getting things done with and through people)
3. penampilan yang
baik (good appearance)
4. yakin (self confidence)
5. pandai membuat
keputusan (making sound decision)
6. mau menambah ilmu
pengetahuan (college education)
7. ambisi untuk maju (ambition drive)
8. pandai
berkomunikasi (ability to communicate)
0 komentar:
Post a Comment
thanks for your coment ^^