Saat ini
peningkatan kebutuhan listrik telah menjadi permasalahan yang mendesak para
peneliti Indonesia. Energi listrik yang mampu dipasok oleh PLN Indonesia baru
1500-2000MW. Pemadaman listrik bergilir masih sering dilakukan dan proyek
listrik 10.000MW masih belum tuntas sementara tuntutan atas pemenuhan listrik
melonjak tiap tahun. Sumber energi alternatif yang diharapkan tidak hanya
bersifat renewable dan mudah dikonversi menjadi energi listrik, tetapi
juga ramah lingkungan. Beberapa kalangan menilai bahwa energi yang paling
sesuai adalah energi surya.
Gambar di atas menunjukkan potensi tenaga surya dunia.
Menurut gambar tersebut potensi tenaga surya Indonesia secara umum ada pada
tingkat satisfy (cukup). Hal ini tentunya dapat menjadi salah satu
patokan kita dalam menyusun perencanaan energi di masa depan. Selain itu
potensi ini setidaknya dapat menjadi penyejuk di tengah panasnya isu krisis
listrik yang selama ini menghantui Indonesia.
Untuk menuju pada tingkat kemampuan
yang baik dalam hal supply tenaga listrik dari energi surya kita masih
perlu berjuang. Teknologi konversi tenaga surya menjadi tenaga listrik bukanlah
teknologi yang sederhana. Teknologi ini memerlukan berbagai komponen yang
terkait dengan perhitungan dan pemikiran yang baik.
Pada prinsipnya proses ini
melibatkan fluida gerak yang menyerap panas dari surya. Fluida ini akan melalui
turbin yang mengkonversi panas menjadi energi mekanik. Energi mekanik akan
diteruskan ke generator dan dikonversikan menjadi energi listrik.
Kunci dari pembangkit listrik tenaga
surya adalah bagaimana menyusun receiver dengan bahan dan susunan yang
dapat menyerap energi panas dari matahari dengan baik dan memiliki harga yang
ekonomis.
Untuk mampu menyerap energi panas
diperlukan struktur film yang kristalin. Dalam pembuatan satu cell dengan
struktur kristalin diperlukan teknologi yang baik dan cukup mahal. Umumnya
bahan ini berbasiskan silikon. Sebagai gambaran, bentuk receiver panas
surya dapat dilihat pada gambar di samping. Receiver berbentuk silinder
yang tersusun dari tabung gelas, ruang vakum dan cell penyerap panas.
Selain dalam hal receiver panas
kendala lain dalam aplikasi sel surya adalah pembuatan baterai penyimpan energy
listrik yang murah. Oleh karena itu penelitian ke arah teknologi sel surya dan
komponen-komponennya yang lebih ekonomis dan praktis sangat diperlukan. Dengan
demikian, teknologi ini diharapkan tidak hanya menjadi teknologi yang berguna
bagi negara maju namun juga bagi daerah yang mengalami keterbatasan pasokan
listrik di Indonesia.
Sumber: SCHOTT Solar AG
0 komentar:
Post a Comment
thanks for your coment ^^