Focus Grup Diskusi (FGD) adalah suatu wadah dimana para peserta saling bertukar
informasi dan pikiran mengenai suatu permasalahan ataupun ilmu-ilmu tertentu.
IMTEK (Ikatan Mahasiswa Teknik Kimia) Politeknik STMI Jakarta telah
menyelenggarakan Focus Grup Diskusi dengan dua kali pertemuan, 8 Desember 2017
dan 14 Maret 2018. Berikut adalah hasil dari kedua forum tersebut.
Pada
FGD 1 dengan tema "Komposit Ramah Lingkungan", memilih untuk membedah dua jurnal. Jurnal yang pertama mengenai
“Pembuatan Polimer Komposit Ramah Lingkungan untuk Aplikasi Industri Otomotif
dan Elektonik” .
1. Bahan
yang digunakan, yaitu :
- Serat daun nanas, yang merupakan bahan buangan atau limbah daun nanas.
- Epoxy, polimer thermosetting yang mengeras apabila ditambahkan dengan katalis atau pengeras.
Dalam pembuatan polimer komposit tersebut, epoxy berperan sebagai matrik dan serat daun nanas sebagai filler. Dengan memvariasikan struktur serat (teratur, anyam, dan acak) dan dengan berbagai perbandingan komposisi dari kedua bahan.
Dalam jurnal pembuatan polimer komposit tersebut, digunakan metode simple mixing, dimana polimer atau resin epoxy dan hardner dicampurkan dengan perbandingan massa.
3. Proses yang digunakan :
Hand Lay Up, dimana resin akan dituangkan dengan tangan ke dalam serat berbentuk anyaman, rajuan, atau kain, kemudian memberi tekanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Metoda ini paling sederhana dan merupakan proses dangan metode terbuka dari proses fabrikasi komposit.
4. Analisa Karakteristik :
- Uji Tarik
Pengaruh komposisi dan struktur serat terhadap kekuatan tarik, uji ini menggunakan standar ASTM- D638-type IV dengan hasil semakin besar komposisi epoxy, maka akan semakin besar nilai kekuatan tariknya, begitu pula sebaliknya. Struktur arah serat juga berpengaruh pada kekuatan tariknya. Bila arah seratnya berlawanan, maka kekuatan tariknya akan melemah.
- Uji Impact
Hubungan antara fraksi berat serat dan energi impak mengalami kenaikan dan penurunan energi impak dari fraksi berat serat. Dan hasil yag didapat kekuatan impak terhadap fraksi berat serat adalah 20%.
- Uji SEM (Scanning Electron Microssope)
Serat yang disusun secara teratur akan menghasilkan sifat mekanik yang baik, karena gaya yang akan berkerja searah.
5. Kekurangan :
Untuk kota seperti Jakarta, bahan yang digunakan adalah serat daun nanas dan keberadaannya kurang mencukupi.
6. Solusi :
Serat nanas bisa diganti dengan serat kelapa keran limbah serat kelapa sering di jumpai.
Karena dari judul adalah untuk aplikasi industri otomotif dan elektronik, maka seharusnya dilakukan pula uji panas.
Jurnal
yang kedua mengenai “Pengaruh Variasi Arah Susunan Serat Sabut Kelapa terhadap
Sifat Mekanik Komposit Serat Serabut Kelapa.”
1. Bahan
dasar yang digunakan :
- Serat serabut kelapa karena masih dalam kategori limbah yang belum banyak dimanfaatkan oleh skala industri sehingga perlu adanya pemanfaatan fiber berpenguat serat alami.
- Resin poliester.
- Katalis MEKPO.
- Aquades
- Vaseline
- Thiner
2. Peralatan
yang digunakan :
- Universal testing machine testometric DBBMTCL-2500 Kg
- Mesin CNC
- Timbagan digital
3. Analisa
yang dilakukan :
- Uji Tarik
- Uji Lentur
- Uji Kekuatan
4. Hasil
:
Komposit
serat sabut kelapa yang tegangan tarik tertingginya ialah komposit dengan arah
susunan sejajar (0°), dan tegangan lentur tertingginya ialan komposit dengan
arah susunan serat sejajar (0°) dan (45°)
5. Kekurangan
:
Penggunaan
resin poliester masih sedikit kurang pas, karena harganya yang relatif mahal.
Untuk komposit yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan badan kapal masih
diragukan karena ukuran kapal yang besar dan lingkungan sekitar berupa air
sedangkan bahan dasar komposit tersebut adalah serat kelapa yang mudah menyerap
air. Jumlah yang digunakan pun relatif sangat banyak.
Pada
FGD 2, peserta diberikan dua jurnal dan melakukan sesi tanya jawab. Tema yang
disampaikan adalah “Komposit Berbasis Limbah”. Berikut adalah hasil FGD 2.
Jurnal
pertama berjudul “Pemanfaatan Limbah
Batang Kelapa Sawit dan Plastik Daur Ulang sebagai Bahan Baku Papan Plastik
Komposit”.
Penelitian
ini bertujuan untuk menguji kualitas komposit kayu plastik dari limbah padat
dari perkebunan kelapa sawit berupa batang kelapa sawit (BKS) dengan matriks
plastik polipropilena daur ulang (RPP/Recycle PoliPropilena).
RPP
adalah thermoplastik resin yang bersifat hidrofobik yaitu sifat yang tidak
mudah menyerap dan melepaskan air.
Bahan
pengisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah BKS dan dikonversi menjadi
partikel dengan menggunakan hammer mill. Partikel yang dihasilkan
selanjutnya diayak dan dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu lolos saringan
p1 = 20 mesh, p2 = 40 mesh dan p3 = 60 mesh. Setelah itu, partikel dikeringkan
dengan oven sampai mencapai kadar air (KA) <10%. RPP dengan ukuran 60 mesh
digunakan sebagai matriks. Perbandinganmatriks dan bahan pengisi adalah 7:3. Maleic
anhydride (MAH) sebanyak 5% dari berat matriks digunakan sebagai modifier
dan benzoil peroksida (BPO) sebanyak 5% dari berat MAH dan digunakan
sebagai inisiator.
Faktor
ukuran partikel, penambahan modifier (Maleic Anhydride) dan inisiator
(benzoil peroksida) pada suhu kempa (180 ⁰C dan 190 ⁰C) berpengaruh
terhadap sifat fisis dan mekanis papan komposit (WPC) dari RPP dan partikel
batang sawit dan tandan kosong sawit yang dihasilkan. Papan komposit yang
memenuhi standar JIS A 5908-2003 yaitu pada pengujian fisis sedangkan pengujian
mekanis, hanya MOR papan komposit dari partikel batang sawit yang memenuhi
standar.
1. Berapa densitas papan komposit BTS?
Nilai
rata-rata kerapatan papan plastik komposit dengan bahan pengisi BKS antara
0,80-0,87 g cm-3. Kerapatan papan plastik komposit pada suhu kempa 180 ⁰C
secara umum lebih tinggi daripada 190 ⁰C.
2. Berapa Konsentrasinya?
Rasio RPP dan OPT atau
EFB adalah 7: 3. Maleic anhydride (MAH) dan benzoil peroxyde (BPO) digunakan
sebagai pengubah dan inisiator masing-masing sebesar 5% berdasarkan berat RPP
dan MAH.
Kelebihan dari jurnal ini adalah sangat lengkap karena
telah memuat segala informasi dari segi matrik, filler, inisiator dll.
Jurnal
yang kedua mengenai “Karakteristik Fisis Papan Komposit Dari Serat Batang
Pisang (Musa Sp.) Dengan Perlakuan
Alkali”.
Papan
komposi dari limbah batang pisang yang dimbil seratnya dapat menghasilkan papan
komposit yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan JIS A 5904-1994 dan JIS A
5905-1994. Sifat fisis yang diperoleh dari penelitian ini adalah kerapatan
papan komposit yang berkisar antara 0,55 g/cm3
– 0,80 g/cm3, sedangkan kadar air berkisar
antara 8,68% - 14,61%, yang semuanya memenuhi persyaratan JIS. Sedangkan daya
serap air terhadap perendaman 2 jam berkidar antara 52,57% - 211,05%,
perendaman 24 jam berkisar antara 56-23% - 257,65%, pengujian ini tidak
dipersyaratkan oleh JIS. Pada pengembangan tebal 2 jam diperoleh antara 14,37%
- 67,86%, sedangkan pengembangan dalam 24 jam berkisar antara 21,48% - 97,96%,
sifat ini tidak memenuhi persyaratan JIS A 5908-1994 (papan partikel),
sedangkan JIS A 5905-1994 (papan serat) tidak dipersyaratkan. Dari penelitian
ini dapat direkomendasikan bahwa serat batang pisang dapat digunakan sebagai
alternatif bahan baku papan komposit pengganti kayu.
1. Bagaimana kondisi batang pisang yang
di ambil?
Yang
mendekati tua. karena, kadar air dalam batang sedikit
2. Apa alat pengering bahan tersebut?
Di
press dengan mesin kempa dan oven
Kelebihan dari jurnal ini adalah serat dari limbah
batang pisang mudah di cari di
Indonesia, mudah di dapatkan, dan jumlahnya sangat melimpah.
0 komentar:
Post a Comment
thanks for your coment ^^