Penemuan ini dapat menjadi salah satu cara untuk gas rumah kaca dari
atmosfer kita. Sekarang, semen merupakan komoditas yang terbilang sangat
besar, mencapai 2 milyar ton diproduksi tiap tahunnya diseluruh dunia,
dan semen bertanggung jawab 5 persen dari emisi CO2 dunia. Hal yang
sangat mengejutkan, pada tahun 2020 kebutuhan semen akan naik 50 persen
dibanding tahun ini menurut Agricole sebuah Bank dari Prancis.
Pada
proses pembuatan semen secara tradisional, semen menghasilkan gas rumah
kaca dari proses pemanasannya dan proses memasak bahan baku seperti limestone
(batu kapur). Pembakaran dan kebutuhan energi tersebut menghasilkan
CO2. Dan sampai sekarang, belum ada orang yang mampu merubah fundamental
pembuatan semen tersebut, hingga Nikolaos Vlasopoulos mengungkapkan hasil penelitiannya.
“Formula baru yang ramah lingkungan ini dapat merubah industri semen menjadi penyerap karbon yang baik,” kata kepala peneliti Novacem
yang berbasis di London. Penelitian yang mendapat dukungan dari para
pecinta lingkungan ini, menggunakan material berbeda untuk bahan dasar
pembuatan semen. Novacem yang didirikan oleh Vlasopoulos dan
rekan-rekannya di Imperial College London telah menarik perhatian perusahaan konstruksi besar seperti Rio Tinto Minerals, WSP Group dan Laing O’Rourke, dan banyak investor termasuk Carbon Trust.
Semen Novacem
tersebut berbasis magnesium silikat dan tidak membutuhkan energi yang
besar pada pemanasannya. Semen tersebut juga akan menyerap CO2 pada saat
ia mengeras. Perusahaan ini pemulai Pilot Plant senilai £1.5m didanai
oleh Technology Strategy Board, sebuah badan milik pemerintah UK. Bila sema berjalan lancar, Vlasopoulos memperkirakan produk Novacem
akan ada di pasaran dalam lima tahun lagi. “Di UK perubahan iklim ini
memaksa kita untuk mengurangi emisi CO2 dan seluruh sektor harus
berperan didalamnya. Industri konstruksi harus bertanggung jawat penuh
atas pengaruh lingkungan yang disebabkan oleh industri itu sendiri.”
dikatakan oleh Jonathan Essex, seorang civil engineer konsultan Bioregional
yang juga duduk dalam panel kepedulian lingkungan untuk Institusi Civil
Engineers. Bila Novacem dapat membuat semen mereka dengan harga yang
kompetitif,m langkah selanjutnya adalah menggunakan energi terbarukan
untuk tungku pemanas agar dapat mengurangi lagi emisi CO2-nya.
Menurut Novacem,
peroduknya dapat menyerap sekitar 0,6 ton CO2 setiap ton semen. Dapat
dibandingkan dengan emisi karbon 0,4 ton setiap pembuatan semen standar.
Sebelumnya telah ada beberapa usaha untuk membuat semen yang lebih
ramah lingkungan, ada yang menggunakan tambahan aggregate pada campuran
konsentratnya sehingga menggunakan semen yang lebih sedikit, akan tetapi
belum mampu mengatasi permasalahan utama emisi CO2 proses pembuatan
semennya. Usaha lainnya adalah dengan membuat campuran polimer tapi
tetap tidak berpengaruh besar pada pasar.
Pembicara dari Asosiasi
Semen British mengungkapkan keraguannya pada berbagai penelitian
laboratorium untuk semen-semen jenis baru dan permasalahannya.
“Realitanya terdapat ketersedian geologis dan distribusi globan dari
sumber daya alam yang sesuai, disandingkan dengan besarnya validasi yang
dibutuhkan untuk memastikan kesesuaian tujuan, membuat semen-semen
tersebut sangat tidak sesuai sebagai alternatif yang realistis bahan
bangunan.”
Vlasopoulos merespon bahwa magnesium silikat banyak
sekali terdapat di seluruh dunia, sekitar 10.000 milyar ton tersedia
menurut beberapa perkiraan. “Sebagai tambahan, proses produksi semen ini
adalah alamiah secara kimia, artinya semen ini dapat menggunakan
berbagai produk samping industri yang terdapat magnesium didalamnya.” Ia
percaya bahwa material ini cukup kuat untuk digunakan sebagai bahan
bangunan, tetapi ia mengakui bahwa untuk mendapatkan lisensi kebenarah
hal itu membutuhkan waktu beberapa tahun percobaan.
Perbandingan: Semen Ecofriendly dengan Tradisional
Semen standar, biasa diketahui dengan Portland cement, dibuat dengan cara memanaskan batu kapur (limestone) atau tanah liat (clay) pada temperatur sekitar 1.500 C. Dari proses ini, pembakaran bahan baku tersebut melepaskan 0,8 ton CO2 setiap ton semen yang diproduksi. Ketika dicampur dengan air untuk digunakan sebagai bahan bangunan, setiap ton semen dapat menyerap 0,4 ton CO2, tapi tetap saja keseluruhan proses menyisakan emisi karbon 0,4 ton setiap ton semen.Semen Novacem, yang masih belum dipatenkan, menggunakan magnesium silikat sehingga tidak menghasilkan CO2 dari proses pembuatannya. Proses produksinya juga berjalan pada temperatur yang lebih rendah yakni 650 C. Hasil akhir menunjukkan bahwa semen Novacem menghasilkan emisi CO2 sebesar 0,5 ton setiap ton semen. Akan tetapi, dengan formula Novacem ini, semen mampu menyerap CO2 lebih banyak, sekitar 1,1 ton. Sehingga proses keseluruhannya adalah carbon negative, mampu menyerap 0,6 ton CO2 dari udara setiap ton semen yang digunakan.
Sumber:
Guardian Enviromental Network
0 komentar:
Post a Comment
thanks for your coment ^^