Monday, December 10, 2018

Struktur Organisasi Badan Pengurus Harian Ikatan MAhasiswa Teknik Kimia (IMTEK) Politeknik STMI Jakarta Periode 2018-2019




Badan Pengurus Harian periode 2018-2019,  memiliki tugas dan kewajiban yang wajib dilaksanakan hingga waktu yang telah ditentukan. Untuk menikmati kesuksesan harus dapat selalu berjuang sengan totalitas, tetapi yang lebih penting adalah dapat belajar dari kegagalan. Bersamaan dengan perubahan struktur organisasi, maka penamaan kabinet menjadi kabinet pergerakan romansa dengan harapan yang didasari dari yang berciri khas tindakan kepahlawanan, kehebatan, dan keromantisan dengan latar historis atau imajiner. Dan semoga dengan perubahan struktur anggota dapat membawa perubahan yang nyata bagi seluruh anggota IMTEK.

Wednesday, September 26, 2018

Campus Green Visit

Halo sahabat Teknik Kimia Polimer, bertemu lagi dengan kami di sini untuk memberikan berbagai informasi-informasi terkini seputar Teknik Kimia Polimer dan kegiatan Ikatan Mahasiswa Teknik Kimia (IMTEK).

Kali ini, teman-teman dari Hima Ankim AKA Bogor datang berkunjung ke Politeknik STMI Jakarta, nih. Kunjungan teman-teman ini kami namakan “CAMPUS GREEN VISIT”.


Apa aja sih yang dibahas dalam CAMPUS GREEN VISIT ini?

Nah, acara yang diselenggarakan pada Sabtu, 8 September 2018 ini bisa dikatakan studi banding antara Hima Ankim AKA Bogor dengan IMTEK Politeknik STMI Jakarta. Sudi banding ini bertujuan bukan hanya untuk saling bertukar informasi, tapi juga untuk mengeratkan persaudaraan antar mahasiswa Teknik Kimia.









Informasi-informasi yang didapat berasal dari sharing. Ada waktu dimana saling memperkenalkan himpunan masing-masing serta keanggotaan. Ada pula saling memberikan informasi tugas dan kewajiban masing-masing departemen.

Acara ini sungguh menyenangkan dan sangat bermanfaat.









Terima kasih untuk teman-teman Hima Ankim AKA Bogor yang telah datang berkunjung ke Politeknik STMI Jakarta dan saling bertukar pikiran dengan kami! Semoga apa yang sudah kita sharing dan jalin dapat bertahan serta daapt berguna dimasa yang akan datang!
GO GREEN! GO CHEMICAL ENGINEERING!

Thursday, May 10, 2018

POLIMERISASI


  • Pengertian Polimer
Polimer adalah proses bereaksinya monomer hingga membentuk jaringan atau rantai polimer. Polimerisasi berlangsung dalam fase gas, cair dan padat, semakin besar berat molekul, bentuk polimer cenderung mengetal hingga memadat.

  • Klasifikasi Polimer
- Berdasarkan Sumber atau Asal


1. Polimer Alam
Jenis polimer ini terdapat dalam alam, yaitu pada hewan dan tumbuhan. sebagai contoh adalah protein, selulosa dan karet. Polimer alam biasanya terbentuk oleh proses polimerisasi kondensasi.

2. Polimer Semi Sintetis
Polimer semi sintetis biasanya bahasa lain dari turunan polimer alam. Contohnya saja selulosa asetat adalah turunan selulosa yang terbentuk dari asetilasi selulosa dan digunakan untuk membuat kaca dan film.

3. Polimer Sintetis
Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat oleh manusia dan sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti serat, plastik dan karet buatan. Polimer sintetis biasanya terbentuk oleh polimerisasi adisi,


- Berdasarkan Struktur Rantai

1. Polimer Linear, yakni jenis polimer yang tersusun satu sama lain melalui unit ulang yang sama sehingga membentuk rantai polimer yang panjang. Polimer ini biasanya bersifat padat pada temperatur normal dan bisa larut dalam beberapa pelarut. Contohnya yaitu PVC, Polietilena, Nylon 66, dan sebagainya.

2. Polimer Bercabang, yakni jenis polimer yang terbentuk bola polimer linear membentuk cabang.

3. Polimer Ikat Silang, yakni jenis polimer yang terbentuk karena adanya rantai linear yang terhubung satu dengan yang lain oleh ikatan kovalen di berbagai tempat.

4. Polimer Berikatan Silang, yakni jenis polimer yang terbentuk karena beberapa rantai polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai utamanya. Bila sambungan silang polimer terjadi dengan ikatan kimia antara rantainya akan terbentuk sambung silang tiga dimensi yang sering disebut polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network).


- Berdasarkan Gaya Intermolekuler

1. Termoplastik
Polimer yang melunak bila dipanaskan dan dapat dibentuk ulang. Termoplastik mempunyai gaya intermolekuler yang sedang. Polimer termoplastik jika mempunyai struktur linear bertekstur keras, sedangkan jika bercabang akan lunak. Pada saat dipanaskan, termoplastik akan menjadi lembut dan kembali mengeras saat didinginkan.

2. Termoset
Polimer yang tidak melunak bila dipanaskan sehingga tidak dapat dibentuk ulang. Tidak seperti termoplastik, termoset dapat mengalami perubahan komposisi kimia saat mengalami pemanasan. Jika dipanaskan, termoset akan mengeras dan tidak bisa lembut seperti sedia kala.

3. Elastomer
Polimer yang dapat mulur jika ditarik, tapi akan kembali seperti semula jika gaya tarik ditiadakan. Mempunya gaya tarik-menarik paling lemah. Bentuk elastomer adalah amorf, dengan derajat elastisitas yang tinggi. Elastomer mempunyai kekuatan untuk memanjang sepuluh kali lipat panjang semua dan kembali lagi ke bentuk asal.


- Berdasarkan Sifat Alami Monomer

1. Homopolimer
Polimer yang tersusun atas monomer yang sama atau sejenis.

… – A – A – A – A – A – A … .


2. Kopolimer
Polimer yang tersusun atas polimerisasi monome yang berbeda jenis membentuk suatu polimer.


a) Kopolimer acak, kopolimer yang mempunyai sejumlah satuan berulang yang berbeda, tersusun secara acak dalam rantai polimer.

… – A – B – A – A – B – B – A – A – …
b) Kopolimer silang, kopolimer yang mempunyai beberapa satuan ulang yang berbeda dan berselang-seling dalam rantai polimer.

… – A – B – A – B – A – B – A – B – …
c) Kopolimer balok (blok), kopolimer yang mempunyai suatukesatuan berulang berselag-seling dengan kesatuan berulang lainnya dalam rantai polimer.

… – A – A – A – A – B – B – B – B – A – A – A – A – …
d) Kopolimer tempel/grafir, kopolimer yang mempunyai satu macam kesatuan berulang yang menempel pada polimer lurus yang terdapat satu macam kesatuan berulang dari satu jenis monomer.


  • Reaksi Polimerisasi
Polimerisasi merupakan reaksi kimia dimana monomer-monomer bereaksi membentuk rantai yang besar. Berdasarkan reaksi pembentukannya, polimerisasi dibedakan atas polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.


Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama sepertu monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuk produk samping selama berlangsungnya proses polimerisasi.

1. Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi umumnya terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap. umumnya monomer yang direaksikan dalam polimerisasi adisi adalah alkena dan turunannya. Dari reaksi polimerisasi adisi dihasilkan polimer adisi sebagai produk tunggal. Contoh reaksi polimerisasi adisi adalah teflon yang terbentuk dari monomer-monomernya tetrafluoroetilen. Contoh lain adalah monomer etilena mengalami reaksi adisi membentuk polietilena yang digunakan sebagai tas plastik, pembungkus makanan dan botol.


Monomer-monomer yang mengandung ikatan rangkap dua saling bergabung membentuk rantai panjang.

Produk yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi mengandung semua atom dari monomer awal. Jadi polimer adisi adalah polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomer-monomer yang membentuk ikatan tunggal. Dalam reaksi ini tidak disertai terbentuknya molekul-molekul kecil seperti H2O atau NH3.

Pada rekasi polimerisasi adisi, umumnya melibatkan reaksi rantai. Mekanisme polimerisasi adisi dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
- Tahap Inisiasi, tahap pembentukan pusat-pusat aktif.


Pada langkah ini, inisiator biasanya mengadisi karbon yang paling kurang tersubstitusi dari monomer yaitu gugus CH2.
- Tahap Propagasi, tahap pembentukan rantai melalui adisi monomer secara kontinu.


Pada tahap ini, rantai dapat terjadi dengan cara yang sama seperti inisiasi, sehingga unit monomer terhubung secara kepala ke ekor dengan subtituen pada atom karbon yang berseling. Propagasi rantai dapat berlanjut dari beberapa ratus sampai beberapa ribu monomer terhubung. Di mana pada tahap ini dipengaruhi faktor yang sama yaitu suhu, tekanan, pelarut, dan konsentrasi monomer.

- Tahap Terminasi, tahap deaktivasi pusat aktif.
Pada tahap ini, terjadi dua reaksi penamatan rantai yang umum yaitu penggandengan radikal dan disporporsional radikal dengan reaksi sebagai berikut.


Adapun pada disporpoorsional sebagai berikut.


Pada tahap terminasi, radikal dimusnahkan dan tidak ada radikal baru yang muncul,

a) Radikal Bebas
Radikal bebas biasanya dibentuk melalui penguraian zat kurang stabil dengan energi tertentu. raduka bebas menjadi pemicu  pada polimerisasi. Zat pemicu berupa senyawa peroksida, seperti dibenzoil peroksida dan azodiisobutironitril.
Jika radikal bebas dinyatakan dengan R dan molekul monomer dinyatakan dengan CH2=CHX makan tahap pemicuan dapat digambarkan sebagai berikut.

R• + H2C = CHX → R – CH2 – CHX•

Tahap perambatan adalah perpanjangan (elongasi) radikal bebas yang terbentuk pada tahap pemicu dengan monomer-monomer lain:

R – CH2 – CHX• + CH2=CHX → R – CH2 – CHX – CH2 – CHX•

Tahap pengakhiran dapat terjadi dengan cara berikut.

atau melalui reaksi disporposionasi:

Laju polimerisasi dapat dikendalikan dengan menggunakan zat penghambat (anhibitor) dan pelambat (retarder). Penghambat bereaksi dengan radikal bebas ketika radikal bebas terbentuk. Polimerisasi tidak akan berlanjut sebelum seluruh zat penghambat habis terpakai.

Kuinon dapat bertindak sebagai zat penghambat bagi banyak sistem polimerisasi sebab kuinon bereaksi dengan radikal bebas menghasilkan radikal yang mantap akibat resonansi. Radikal bebas yang mantap ini tidak dapat memicu polimerisasi lebih lanjut.

Zat pelambat yang biasa digunakan adalah gas oksigen. Gasi ini kurang reaktif dibandingkan dengan penghambat. Cara kerja zat penghambat adalah melalui persaingan dengan monomer untuk bereaksi dengan radikal bebas sehingga laju polimerisasi menurun. Persamaannya :


b) Polimerisasi Ionik
Polimerisasi adisi dapat terjadi melalui mekanisme yang tidak melibatkan radikal bebas. Dalam hal ini, pembawa rantai dapat berupa ion karbonium (polimerisasi kation) atau ion karbonion (polimerisasi anion).

Dalam polimerisasi kation, monomer pembawa rantai adalah ion karbonium. Katalis untuk reaksi ini adalah asam Lewis, seperti AlCl3, BF3, TiCl4, SnCl4, H2SO4dan asam kuat lainnya.

Polimerisasi radikal bebas memerlukan energi atau suhu tinggi, sebaliknya polimerisasi kation paling baik dilakukan pada suhu rendah. Misalnya, polimerisasi 2-metilpropena berlangsung optimum ada -100 oC dengan adanya katalis BF3 atau AlCl3.

Polimerisasi kation terjadi pada monomer yang memiliki gugu yang mudah melepaskan elektron. Dalam polimerisasi yang dikatalis oleh asam, tahap pemicuan dapat digambarkan sebagai berikut.
HA adalah molekul asam sepeti HCl, H2SO4, dan HClO4. Pada tahap pemicuan, proton dialihkan dari asam ke monomer sehingg amenghasilkan ion karbonium (C+).

Perambatan berupa adisi monomer terhadap ion karbonium, prosesnya hampir sama dengan perambatan pada radikal bebas.

Pengakhiran rantai dapat terjadi melalui berbagai proses. proses paling sederhana adalah penggabungan on karbonium dan anion pasangannya (disebut ion lawan).

Dalam polimerisasi anion, monomer pembawa rantai adalah suatu karbanion (C-). Dalam hal ini, monomer pembawa rantai adalah yang memiliki gugus dengan keeletronegatifan tinggi, seperti propenitril (akrilonitril), 2-metilpropenoat (metil metakrilat), dan feniletena (stirena).

Seperti polimerisasi kation, reaksi polimerisasi anon optimum pada suhu rendah. Katalis yang dapat dipakai adalah logam alkali, alkil, aril, dan amida logam alkali.

Contohnya adalah kalium amida (KNH2) yang dalam pelarutn amonia cair dapat mempercepat polimerisasi monomer CH2=CHX dalamm amonia. Kalium amida akan terionisasi kuat sehingga dapat berlangsung seperti berikut.

Perambatan merupakan adisi monomer pada karbanion yang dihasilkan, yaitu :


Proses pengakhiran pada polimerisasi anion tidak begitu jelas seperti pada polimerisasi kation sebab penggabungan rantai  anion dengan ion lawan  tidak terjadi. Namun demikian, jika terdapat sedikit air, karbon dioksida, atau alkohol akan mengakhiri pertumbuhan rantai.

2. Polimerisasi Kondensasi
Polimerisasi Kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau monomer yang berbeda. Pada polimerisasi ini kadang disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2ONH3, atau HCl. Pada reaksi kondensasi ini, monomer-monomer bereaksi secara eliminasi untuk membentuk rantai. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua gugus fungsional.

Suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer bergabung dengan gugu -OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air. Contoh reaksi polimerisasi kondensasi adalah pembuatan nilon dari monomer yang berbeda yaitu 1,6-diaminoheksana dan asam adipat.


Nilon diberi nama menurut jumlah atom karbon pada setiap unit monomer. Oleh karena terdapat atom karbon di setiap monomer, maka jenis nilon ini disebut nilon 66. Contoh lain polimerisasi kondensari adalah dacron, yang digunakan sebagai pakaian dan karpet, pendukung pada tape-audio dan tape-video, serta kantong plastik. Monomer yang dapat mengalami reaksi polimerisasi secara kondensasi adalah monomer-monomer yang mempunyai gugus fungsu seperti gugus -OH, -COOH, dan NH3


Sumber : 
http://www.nafiun.com/2013/10/klasifikasi-polimer-sintetis.html
http://www.gurupendidikan.co.id/polimer-pengertian-sifat-klasifikasi-dan-jenis-beserta-contohnya-lengkap/
https://www.ilmukimia.org/2013/03/klasifikasi-polimer.html
https://www.studiobelajar.com/polimer/
http://www.nafiun.com/2013/10/reaksi-polimerisasi-pembentukan-polimer.html

Saturday, April 14, 2018

Focus Grup Diskusi

Focus Grup Diskusi (FGD) adalah suatu wadah dimana para peserta saling bertukar informasi dan pikiran mengenai suatu permasalahan ataupun ilmu-ilmu tertentu. IMTEK (Ikatan Mahasiswa Teknik Kimia) Politeknik STMI Jakarta telah menyelenggarakan Focus Grup Diskusi dengan dua kali pertemuan, 8 Desember 2017 dan 14 Maret 2018. Berikut adalah hasil dari kedua forum tersebut.



Pada FGD 1 dengan tema "Komposit Ramah Lingkungan", memilih untuk membedah dua jurnal. Jurnal yang pertama mengenai “Pembuatan Polimer Komposit Ramah Lingkungan untuk Aplikasi Industri Otomotif dan Elektonik” .

1. Bahan yang digunakan, yaitu :
  • Serat daun nanas, yang merupakan bahan buangan atau limbah daun nanas.
  • Epoxy, polimer thermosetting yang mengeras apabila ditambahkan dengan katalis atau pengeras.
Dalam pembuatan polimer komposit tersebut, epoxy berperan sebagai matrik dan serat daun nanas sebagai filler. Dengan memvariasikan struktur serat  (teratur, anyam, dan acak) dan dengan berbagai perbandingan komposisi dari kedua bahan.

2. Metode Penelitian :
Dalam jurnal pembuatan polimer komposit tersebut, digunakan metode simple mixing, dimana polimer atau resin epoxy dan hardner dicampurkan dengan perbandingan massa.

3. Proses yang digunakan :
Hand Lay Up, dimana resin akan dituangkan dengan tangan ke dalam serat berbentuk anyaman, rajuan, atau kain, kemudian memberi tekanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Metoda ini paling sederhana dan merupakan proses dangan metode terbuka dari proses fabrikasi komposit.

4. Analisa Karakteristik :
  • Uji Tarik

Pengaruh komposisi dan struktur serat terhadap kekuatan tarik, uji ini menggunakan standar ASTM- D638-type IV dengan hasil semakin besar komposisi epoxy, maka akan semakin besar nilai kekuatan tariknya, begitu pula sebaliknya. Struktur arah serat juga berpengaruh pada kekuatan tariknya. Bila arah seratnya berlawanan, maka kekuatan tariknya akan melemah.
  • Uji Impact

Hubungan antara fraksi berat serat dan energi impak mengalami kenaikan dan penurunan energi impak dari fraksi berat serat. Dan hasil yag didapat kekuatan impak terhadap fraksi berat serat adalah 20%.
  • Uji SEM (Scanning Electron Microssope)

Serat yang disusun secara teratur akan menghasilkan sifat mekanik yang baik, karena gaya yang akan berkerja searah.

5. Kekurangan :
Untuk kota seperti Jakarta, bahan yang digunakan adalah serat daun nanas dan keberadaannya kurang mencukupi.

6. Solusi :

Serat nanas bisa diganti dengan serat kelapa keran limbah serat kelapa sering di jumpai.
Karena dari judul adalah untuk aplikasi industri otomotif dan elektronik, maka seharusnya dilakukan pula uji panas.




Jurnal yang kedua mengenai “Pengaruh Variasi Arah Susunan Serat Sabut Kelapa terhadap Sifat Mekanik Komposit Serat Serabut Kelapa.”

1. Bahan dasar yang digunakan :
  • Serat serabut kelapa karena masih dalam kategori limbah yang belum banyak dimanfaatkan oleh skala industri sehingga perlu adanya pemanfaatan fiber  berpenguat serat alami.
  • Resin poliester.
  • Katalis MEKPO.
  • Aquades
  • Vaseline
  • Thiner

2. Peralatan yang digunakan :
  • Universal testing machine testometric DBBMTCL-2500 Kg
  • Mesin CNC
  • Timbagan digital

3. Analisa yang dilakukan :
  • Uji Tarik
  • Uji Lentur
  • Uji Kekuatan

4. Hasil :
Komposit serat sabut kelapa yang tegangan tarik tertingginya ialah komposit dengan arah susunan sejajar (0°), dan tegangan lentur tertingginya ialan komposit dengan arah susunan serat sejajar (0°) dan (45°)

5. Kekurangan :
Penggunaan resin poliester masih sedikit kurang pas, karena harganya yang relatif mahal. Untuk komposit yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan badan kapal masih diragukan karena ukuran kapal yang besar dan lingkungan sekitar berupa air sedangkan bahan dasar komposit tersebut adalah serat kelapa yang mudah menyerap air. Jumlah yang digunakan pun relatif sangat banyak.


Pada FGD 2, peserta diberikan dua jurnal dan melakukan sesi tanya jawab. Tema yang disampaikan adalah “Komposit Berbasis Limbah”. Berikut adalah hasil FGD 2.

Jurnal pertama berjudul “Pemanfaatan Limbah Batang Kelapa Sawit dan Plastik Daur Ulang sebagai Bahan Baku Papan Plastik Komposit”.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas komposit kayu plastik dari limbah padat dari perkebunan kelapa sawit berupa batang kelapa sawit (BKS) dengan matriks plastik polipropilena daur ulang (RPP/Recycle PoliPropilena).

RPP adalah thermoplastik resin yang bersifat hidrofobik yaitu sifat yang tidak mudah menyerap dan melepaskan air.

Bahan pengisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah BKS dan dikonversi menjadi partikel dengan menggunakan hammer mill. Partikel yang dihasilkan selanjutnya diayak dan dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu lolos saringan p1 = 20 mesh, p2 = 40 mesh dan p3 = 60 mesh. Setelah itu, partikel dikeringkan dengan oven sampai mencapai kadar air (KA) <10%. RPP dengan ukuran 60 mesh digunakan sebagai matriks. Perbandinganmatriks dan bahan pengisi adalah 7:3. Maleic anhydride (MAH) sebanyak 5% dari berat matriks digunakan sebagai modifier dan benzoil peroksida (BPO) sebanyak 5% dari berat MAH dan digunakan sebagai inisiator.

Faktor ukuran partikel, penambahan modifier (Maleic Anhydride) dan inisiator (benzoil peroksida) pada suhu kempa (180 ⁰C dan 190 ⁰C) berpengaruh terhadap sifat fisis dan mekanis papan komposit (WPC) dari RPP dan partikel batang sawit dan tandan kosong sawit yang dihasilkan. Papan komposit yang memenuhi standar JIS A 5908-2003 yaitu pada pengujian fisis sedangkan pengujian mekanis, hanya MOR papan komposit dari partikel batang sawit yang memenuhi standar.

1. Berapa densitas papan komposit BTS?
Nilai rata-rata kerapatan papan plastik komposit dengan bahan pengisi BKS antara 0,80-0,87 g cm-3. Kerapatan papan plastik komposit pada suhu kempa 180 ⁰C secara umum lebih tinggi daripada 190 ⁰C.

2. Berapa Konsentrasinya?
Rasio RPP dan OPT atau EFB adalah 7: 3. Maleic anhydride (MAH) dan benzoil peroxyde (BPO) digunakan sebagai pengubah dan inisiator masing-masing sebesar 5% berdasarkan berat RPP dan MAH.

Kelebihan dari jurnal ini adalah sangat lengkap karena telah memuat segala informasi dari segi matrik, filler, inisiator dll.

Jurnal yang kedua mengenai “Karakteristik Fisis Papan Komposit Dari Serat Batang Pisang (Musa Sp.) Dengan Perlakuan Alkali”.

Papan komposi dari limbah batang pisang yang dimbil seratnya dapat menghasilkan papan komposit yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan JIS A 5904-1994 dan JIS A 5905-1994. Sifat fisis yang diperoleh dari penelitian ini adalah kerapatan papan komposit yang berkisar antara 0,55 g/cm3 – 0,80 g/cm3, sedangkan kadar air berkisar antara 8,68% - 14,61%, yang semuanya memenuhi persyaratan JIS. Sedangkan daya serap air terhadap perendaman 2 jam berkidar antara 52,57% - 211,05%, perendaman 24 jam berkisar antara 56-23% - 257,65%, pengujian ini tidak dipersyaratkan oleh JIS. Pada pengembangan tebal 2 jam diperoleh antara 14,37% - 67,86%, sedangkan pengembangan dalam 24 jam berkisar antara 21,48% - 97,96%, sifat ini tidak memenuhi persyaratan JIS A 5908-1994 (papan partikel), sedangkan JIS A 5905-1994 (papan serat) tidak dipersyaratkan. Dari penelitian ini dapat direkomendasikan bahwa serat batang pisang dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku papan komposit pengganti kayu.

1. Bagaimana kondisi batang pisang yang di ambil?
Yang mendekati tua. karena, kadar air dalam batang sedikit

2. Apa alat pengering bahan tersebut?
Di press dengan mesin kempa dan oven

Kelebihan dari jurnal ini adalah serat dari limbah batang pisang  mudah di cari di Indonesia, mudah di dapatkan, dan jumlahnya sangat melimpah.

Dari kedua jurnal yang dibahas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan limbah untuk komposit sangat berpengaruh, karena jumlahnya yang banyak serta sebagai pengganti bahan kimia yang mahal. Penggunaan limbah dianggap efisien sebagai natural fiber.

Sunday, April 1, 2018

Mari Mengenal Simbol Daur Ulang Plastik !

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Plastik adalah polimer; rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer".

Plastik adalah material yang sering kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Plastik telah banyak digunakan untuk membuat produk atau barang-barang yang berguna untuk kehidupan manusia. Sejak dari dulu, pada abad ke 20, penggunaan plastik telah berkembang secara luar biasa.

Karena penggunaannya yang multifungsi, banyak konsumen yang masih belum mengerti arti dari simbol-simbol daur ulang yang biasa ada pada kemasan plastik. Bahkan, ada pula yang memanfaatkannya tidak sesuai dengan fungsinya.

Nah, bagi kalian yang masih bingung ataupun tidak mengerti tentang simbol-simbol daur ulang plastik, berikut penjelasannya.


Pada kemasan yang terbuat dari plastik, biasanya ditemukan simbol atau logo daur ulang yang berbentuk segitiga dengan kode-kode tertentu. kode ini dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (Internasional Organization of Standardization). Secara umum tanda pengenalan plastik tersebut :
  1. Berada atau terletak di bagian bawah,
  2. Berbentuk segitiga,
  3. Terdapat angka di dalam segitiga,
  4. Terdapat nama jenis plastik di bawah segitiga.



Simbol daur ulang ini memiliki arti 3 langkah siklus daur ulang Langkah pertama adalah mengumpulkan bahan-bahan untuk didaur ulang. Langkah ini dilakukan bila bahan-bahan yang dapat didaur ulang diletakkan dalam tempat sampah khusus. Bahan-bahan yang dikumpulkan tersebut kemudian dibersihkan dan disortir untuk dijual ke pabrik. Langkah yang kedua adalah bahan-bahan yang dapat didaur ulang diproduksi menjadi produk-produk baru untuk dijual, baik secara eceran maupun komersial. Yang ketiga adalah langkah yang sebenarnya yaitu membeli dan menggunakan produk yang dibuat dari bahan-bahan daur ulang.

Simbol daur ulang ini dirancang untuk membantu recyclers dalam melakukan pengumpulan dan pemilihan serta sebagai indikator untuk menentukan adanya bahan kimia yang membahayakan atau tidak.


Berikut adalah deskripsi singkat dari masing-maisng 7 simbol daur ulang yang sering digunakan.
PET atau PETE (Polyetylene Terephtalat Etylene)
PET (juga dikenal sebagai polyester, diwakili oleh simbol plastik daur ulang nomor 1) merupakan bahan yang paling banyak digunakan dalam botol makanan dan minuman. Ringan, murah dan mudah merupakan alasan kenapa PET banyak diproduksi. Penggunaan PET direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jenis PET ini dapat kita temukan dalam minuman ringan, jus dan botol air. Dapat di daur ulang dalam bentuk bagian-bagian otomotif seperti dashboard rack, bumpers, panel pintu.

Jika sering dipakai untuk menyimpan air hangat atau panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang. Bahan ini diantara komunitas pendaur ulang plastik relatif banyak, tetapi saat ini tingkat daur ulang untuk bahan ini tetap rendah, seesar 20%.
HDPE (High Density Polyethylene)
HDPE (simbol plastik daur ulang nomor 2) merupakan jenis yang umum digunakan untuk kemasan produk-produk rumah tangga dan diyakini memiliki kontaminasi bahan kimia yang sangat rendah. Sama seperti PTE, HDPE direkomendasikan hanya untuk sekali pakai saja. Dapat ditemukan dalam botol jus, botol deterjen, botol shampoo, botol minyak, botol susu, kotak sereal. Dapat di daur ulang ke dalam botol deterjen, kursi plastik, pagar, mainan.

Ini adalah salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia anatara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan / minuman yang dikemas. Namun, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu, makan hanya bisa digunakan sekali saja. Jenis ini juga dapat digunakan kembali untuk bahan lanta ubin, drainase, botol HDPE baru, pipa, dan lain-lain.
PVC (Polyvinyl Chloride)
PVC (simbol plastik daur ulang nomor 3) memiliki karakterisitik yang kuat, fleksibel, dan tahan terhadap bahan kimia. Plastik ini jarang di daur ulang dan dianggap berbahaya. Tidak boleh bersentuhan dengan makanan ketika memasak. Mengandung chlor dan akan terurai ke lingkungan jika dibakar. Dapat ditemukan dalam botol pembersih kaca, botol deterjen, botol minyak goreng, peralatan medis, papan, jendela, pipa. Dapat di daur ulang ke dalam binders, kabel, tikar.
 
LDPE (Low Density Polyethylene)
LDPE (simbol plastic daur ulang nomor 4) memiliki karakteristik yang kuat, fleksibel dan aman sehingga paling banyak digunakan. Pada suhu 60 derajat sangat resisten terhadap reaksi kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat didaur ulang serta baik untuk barang-barang uang memerlukan fleksibilitas tapi kuat. Barang dengan kode ini bisa dibilang tidak dapat dihancurkan tetapi tetap baik untuk kemasan makanan. Dapat ditemukan dalam: kantong plastik, penutup daging beku. Dapat di daur ulang ke dalam bentuk film, amplop.
PP (Polypropylene)
PP (simbol plastik daur ulang nomor 5) merupakan jenis plastik yang tahan terhadap bahan kimia, memiliki titik cair yang tinggi dan memiliki kepadatan terendah dari semua produk kemasan. Karakteristiknya adalah biasa pada botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Plastik jenis ini tahan tehadap panas. Dapat ditemukan dalam: kemasan yogurt , botol sirup, botol kecap, botol obat, sedotan. Dapat di daur ulang ke dalam lampu, kabel baterai, sikat, rak, nampan.

PS (Polistirena)
PS (simbol plastik daur ulang nomor 6) memiliki karakteristik titik cair yang rendah dan baik untuk bahan isolasi. Dapat diproduksi menjadi kaku seperti busa atau yang biasa dikenal dengan Styrofoam. Bahan ini telah lama jarang digunakan karena dapat membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain itu jenis plastik ini juga sulit untuk di daur ulang. Dapat ditemukan dalam cangkir dan piring, nampang daging, karton telur, tempat barang-barang elektronik, botol aspirin, Compact Disc. Dapat di daur ulang ke dalam kemasan makanan cepat saji, penggaris, busa.

Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya dengan kesehatan otak, mengganggu hormon esterogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan serta sistem dyarat, karena bahan ini sulit didaur ulang. jika didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaikanya dihindari).

Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga dan meninggalkan gejala. PS mengandung benzena, suatu zat penyebab kanker dan tidak boleh dibakar. Bahan ini dioleh kembali menjadi isolasi, kemasan, pabrik tempat tidur, dan lain-lain.
OTHER
Kategori “Lainnya” (simbol plastic daur ulang nomor 7) termasuk bahan-bahan yang tidak termasuk dalam klasifikasi plastik daur ulang atau kombinasi dari klasifikasi tersebut. Pada dasarnya, untuk jenis plastik ini ada 4 macam, yaitu : SAN (Styrene Acrylonitrile), ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene), PC (Polycarbonate), dan Nylon.  Dapat ditemukan dalam kacamata hitam, DVD, music player, komputer. Dalam beberapa tahun terakhir, simbol plastik nomor 7 telah menjadi fokus perhatian seluruh dunia karena telah ditemukan plastik Polycarbonate, di bawah percobaan ilmiah, telah ditemukan Bisphenol A. Ini adalah jenis bahan kimia yang diketahui dapat menyebabkan kelainan hormon dan lahir cacat.

SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia atau suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkatt kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi. Sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Ini adalah salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman.

PC dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula.

Tidak semua plasti nomor 7 adalah polikarbonat, bahkan segelintir berbahan nabati. Polikarbonat masih menjadi perdebatan dalam beberapa tahun terakhir, karena ditemukan pada saat mencuci BPA (Bisphenol A) menjadi bahan hormon pengganggu kehamilan dan pertumbuhan janin.

Nah, produk-produk yang sudah melewati proses daur ulang memiliki simbol R, yang berarti hasil dari daur ulang. Namun tidak menutup kemungkinan produk-produk tersebut dapat didaur ulang kembali.

Sumber :

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Plastik
  • http://adikristanto.net/simbol-simbol-daur-ulang/
  • http://www.scg.web.id/2012/06/7-arti-angka-yang-tertera-pada-simbol.html